Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Jerit Tangisku di Waktu Imsak

Cerpen Komedi Pertama yang Ditulis Arbie Sheena Di pagi yang nggak mendung nggak panas ini, di tengah suasana semiriwing angin sejuk adem semilir dari kipas angin. Gue bangun dari yang namanya mati sementara, kira-kira udah delapan jam-an gue meringkuk di kasur sejak kemarin malam. Sambil ngulet dan mengucek mata, aku membangunkan diri dari tempat tidur, lalu berjalan ke dapur untuk sekedar mencari minuman segar di lemari es. entah kenapa tengorokanku kering banget pagi ini?. Aku pun mengambil sebuah gelas di rak piring, membuka kulkas, mengambil sebotol air es lalu menuangkan airnya ke dalam gelas. Saat bibir gelas hampir merangkak naik menuju ke mulutku, tiba-tiba ada suara jelek yang gak enak buat di dengar manggil-manggil namaku dari arah pintu masuk. eh….! ternyata itu suara Emak. “ UDINNN…....!!.” suara stereo menggelegar keluar dari mulut Emak sambil menghampiriku dengan cepat. Sontak aku tersentak hebat, air yang tadinya akan tumpah ke mulut malah tumpah membasahi

Teddy Bear dan Sekotak Coklat

Gambar
Ia selalu menunggu di tempat yang sama. Di detik yang berlalu tanpa ia tahu. Di cuaca yang tak menentu dengan tampak yang agak kusam. 14 Februari hari di mana kesepian menjadi kesenangan. Kerinduan menjadi kecanduan. Dan permohonan menjadi perwujudan. Ia hanyalah sebatang coklat tua yang periang namun tak kalah manis meskipun langkahnya dibatasi sebuah dinding cermin. Ruangannya yang disebut etalase hanya muat untuknya berdiri tegap bersama boneka Teddy Bear setinggi 10 centimeter di sampingnya. Tak peduli betapa iba matanya—orang-orang berlalu lalang—memilih untuk menghiraukannya, sekalipun mereka tidak berpikir untuk membelinya dan membawanya pergi dari tempat ini. Terpaan angin musim salju membuat mereka mencambuk langkah kaki agar lebih cepat sampai di kediaman hangat. Di luar dingin—sementara di tempat itu terasa pengap, ditambah rasa kecewa yang tinggi saat seseorang membawa salah satu teman—bukan diri mereka. “Hari ini sudah 100 temanku terjual, tapi hanya aku yang t

Hanya Kucing dan Aku

Aku kenal seekor makhluk namanya Babon. Dia hanya seekor kucing betina liar, tidak lebih. Kerjaannya tidur, jalan, menjilati anggota tubuhnya, sesekali meminta makanan dengan paksa pada anggota keluargaku. Aku selalu merasa terganggu dengan sikapnya yang sok minta dikasihani. Terkadang matanya lebih nanar daripada seorang pengemis dan itu membuatku luluh juga. Aku selalu memberinya tulang ikan setiap kali Babon main ke rumah. Tapi akhir-akhir ini dia sering menolak, alasannya mudah, kemarin dia pernah ketulangan sampai mogok makan selama dua hari, sungguh ironi. Karena hal itu, Ibu marah besar padaku dan berniat mengusirku dari rumah. Tapi rasanya tidak adil, aku diusir karena seekor kucing ketulangan? Aku merasa bersalah dan segera meminta maaf pada Babon. Babon memberikan satu dari empat ‘kakinya’ padaku, berniat bersalaman. Untuk seukuran kucing, dia benar-benar tidak sopan. Lantas aku  mengurungkan niatku untuk meminta maaf. *** Sebulan kemudian aku dan keluargaku pi

Happiness Theory

Gambar
Judul: Happiness Theory Penulis: Arbie Sheena Tebal: 292 hal Terbit: Akhir Maret 2013 No. ISBN: 978-602-19335-8-9 Harga: Rp 49.500 (open PO diskon jadi Rp. 42.100) Jung Jaehye tidak pernah menyangka akan bertemu dengan seorang gadis tanpa emosi bernama Song Hyemi. Hidupnya mulai diliputi ketakutan ketika mengetahui dirinya duduk di bangku siswa yang kabarnya dibunuh oleh Hyemi. Celakanya, siswa tersebut juga bernama Jaehye! Karena hal itu, banyak yang berspekulasi Jaehye akan menjadi korban selanjutnya. Ketakutannya makin menjadi-jadi ketika Jaehye memergoki Hyemi sedang membelah katak dengan sadis di laboratorium. Bagaimana tidak, ia sendiri nyaris menjadi korban berikut setelah si katak malang itu! Namun… seiring berjalannya waktu, mengapa ia malah terus memperhatikan Hyemi? Terlebih, setelah Jaehye menemukan novelet berjudul “Happiness Theory” di kamarnya.

Antologi by De Teens

Gambar

Narsisari

Gambar
NARSISARI Entah sejak abad keberapa sari jadi makhluk narsis begitu, seperti yang kami tau dulu Sari itu sangat pendiam, kuper, kutu buku, kutu rambut sampai kutu kaki. Dengar-dengar rumornya sih, hal itu bermula saat Sari mengalami kecelakaan di kilometer 97 dan sempat koma beberapa minggu di Rumah Sakit. Setelah sadar, Sari jadi orang yang sepa-sepet gitu dah. Seperti kejadian di kantin, enggak bermaksud menghina Sari, kami semua menanyakan perihal rambutnya. ”Eh sari, loe sering makan toge ya? Ko rambut loe bisa lurus begitu?” Lalu Sari menjawab ”Tapi cantikkan gue.” Dengan dipaksakan, kami memuntahkan sebulat bakso yang tidak jadi tertelan. Kemudian kita segera berlarian secara acak takut-takut virus narsisnya menyebar. Gue juga takut kalau-kalau kutu di rambutnya pada terjun bebas ke bakso gue demi menghindari virus itu juga. Saat kami naik ke kelas tiga, kenarsisan Sari bertambah salam super parah sekali Pak Mario. Enggak biasanya sari berjalan di koridor seko

Twins Times

Gambar
“Jika kau secara tak sengaja melihat waktu kembar. Percayalah! Ada seseorang yang sedang merindukanmu.” FESTIVAL musim semi keduaku di SMA Tatsuno. Harum serbuk bunga sakura, langit ramah, siswa-siswa menjajakan dagangannya dari dalam stand. Jika orang awam masuk, mereka akan mengira halaman sekolahku telah dijadikan pasar oleh pemerintah. Klub yang berpartisipasi diberi lahan di halaman, sedangkan tiap kelas membuka kegiatan di dalam. Contohnya kelasku, membuka kedai ramen dengan siswi manis memakai baju pelayan. Tapi untuk tahun ini, aku harus membantu Klub pecinta hewan yang didirikan oleh Hatsuharu dengan embel-embel “Melestarikan hewan”, dengan sedikit pemaksaan. Kupikir lebih baik membuat ramen bersama Yuki, si badan semampai dengan wajah imut karena mata bulatnya. Daripada menjual Hamster yang membedakan jenis kelaminnyapun tidak bisa. Di kananku, Klub pecinta Takeshi terlihat yang paling menarik perhatian, dimana kau bisa berfoto gratis dengan ketua Klub Tenis