Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Menulis adalah penyembuhan diri (1)

Saya sudah menulis sejak september 2008, tahun paling produktif, sedang antusias-antusiasnya, imajinasi sangat tinggi, full time writer, namun sayangnya saat itu media masih belum mendukung. Akan tetapi hal tersebut bukan penghalang untuk mewujudkan mimpi saya, saya menulis di banyak buku tulis atau jurnal yang biasanya diberikan kakak sebagai oleh-oleh dari kantornya. Di tahun tersebut kira-kira ada belasan naskah yang saya tulis, yang berarti belasan buku. Gaya menulis saya waktu itu masih memakai sistem skenario absurd. Semisal, Johnny: Apa kabar lo? (dengan senyum) Ade: Bae-bae aja. Itulah yang terjadi kalau baru belajar menulis, belum paham faedahnya, tapi mau buru-buru menerbitkan buku. Semakin lama saya mengerti suatu hal bahwa kesuksesan tercapai bukan karena terburu-buru tapi dengan kekonsistenan. Saya masih harus banyak berlatih, membaca, mengambil pelajaran dari hikmah pengalaman, bagaimana menulis naskah yang penuh nutrisi sehingga pembaca dapat sesuatu setelah menyele

Banyak kebaikan ayah yang tidak dimiliki kekasihmu

Gambar
Definsi ayah tidak cukup hanya sebatas orangtua yang pergi pagi pulang malam demi menafkahi keluarganya. Ditiap pikiran anak, seorang ayah mempunyai makna berbeda di batin mereka. Satu-satunya pria yang mencintai anak perempuannya dengan tulus dan tanpa nafsu hanyalah seorang ayah. Namun kehadiran ayah sering terabaikan ketika ada cinta dari pria idaman yang hadir ke ke hatimu, padahal ayah sudah lebih dulu masuk ke kehidupanmu. Ayah yang rela mengantar jemput Meski panas, kehujanan, kedinginan, ayah adalah orang yang selalu memiliki kesabaran tanpa batas. Beliau mengantarmu dengan hati-hati dengan kakinya yang tidak sebugar dahulu, menjemputmu dengan motor bebeknya yang sempat mogok berkali-kali hingga kamu selamat sampai tujuan. Ayah yang overprotektif Tiap kali kamu keluar rumah, ayah adalah orang pertama yang menanyakan tempat kepergianmu, selalu berpesan agar kembali dengan selamat dan jangan terlalu larut. Hanya ayah yang menunggu di ruang tamu kepulanganmu,