Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Daun Kering tak seperti Ayah.

Hati saya hancur, Ayah. Apa menjadi daun kering, kemudian dilindas tanpa sengaja oleh sebuah benda, rasanya serupa? Ataukah daun kering itu pemaaf hingga ia tak memikirkan bahwa takdirnya untuk menjadi tak berdaya? Ataukah karena ia tak punya airmata maka sulit untuk menebak kesedihannya? Ayah, jangan jadi daun kering, nanti yang berhamburan malah airmata saya.   

Kutu Playgirl VI

Gambar
Aku tergesa-gesa turun dari mobil antar-jemput yang difasilitasi keluargaku. Dari gerbang sekolah, aku membungkuk mencari jurnalku—yang kemungkinannya entah berapa persen terjatuh di jalan. Aku berharap apa? Pastilah sudah dibersihkan, dibuang ke tong sampah, kemudian dibakar. Akan tetapi, jurnalku bisa saja dilaporkan ke ruang guru, kemudian eksekusiku segera dilaksanakan. Aku nggak boleh bernapas lega dulu, nggak berani jamin jurnalku aman disuatu tempat, nggak mungkin juga aku bikin sayembara. Bisa saja berita tiba-tiba meledak, seketika mantan-mantanku membenciku. Aku berusaha mencium, menguping informasi keburukanku di sekitar sekolah. Semua aman. Nggak ada seringai, atau respon negatif. Mereka wajar, seperti pagi biasanya. Mereka menyapaku ramah. Jangan-jangan jurnalku justru membawa dampak positif? Aku sudah gila karena imajinasiku sendiri. Semoga jurnalku ditemukan orang baik, supaya nggak ada niat jahat atau ancaman. Bola voli menubruk pagar kawat pembatas lapang

Kutu Playgirl V

Gambar
Caesar mengaduk tasnya—mencari sesuatu. Kelas sebelas F dikuasai suara tumpahan isi tasnya dan kepanikannya, sudah pengecut juga pikun, lengkap! Sementara kedua temannya menunggu di belakangnya. Aku mencolek bahu kedua temannya, mengisyaratkan pergi, menyisakan aku dan Caesar. Fokus Caesar pada benda yang dicarinya, memusnahkan kewaspadaannya padaku yang berada di belakangnya. “Nggak ada, bro,” jelas Caesar sambil berbalik kecewa. “Kayaknya ketinggalan di—” dia menggantungkan kalimatnya begitu melihatku. Taraaa …, aku memberikan senyum terbaikku. Dia tersentak seakan aku hantu, “a-a-ada sembilan koyo di punggung gue. Lo mau genapin jadi sepuluh?” Dia percaya banget kalau pukulanku bakal bikin tubuhnya memar. Aku suka bersilat lidah tanpa campur kekerasan seperti mantannya itu! “Kamu bebas sekarang.” “Itu kalimat buat orang yang keluar dari penjara, kan?” “Iya, kamu memang keluar dari penjara. Aku udah bongkar identitas kamu ke Kaena.” “Itu namanya mau dihukum mati!”

Kutu Playgirl IV

Gambar
Street Food di Radio Dalam selalu ramai saat jam makan malam. Jadinya aku segera menyerobot meja di samping pintu masuk begitu pelanggan pergi tanpa menunggu meja dibersihkan dan pelayannya lelet setengah mati. Semua kulakukan demi mengawasi Kaena sejarak lima belas meter dari mejaku. Selepas Caesar memercayakan masalahnya padaku di sekolah tadi, aku mengirim pesan pada Kaena untuk kencan kejutan, bahwa aku akan mempertemukan mereka di tempat ini dan aku sangat terkesima dengannya yang mendahului waktu janjian. Sudah lewat lima belas menit tapi pangerannya belum muncul. Semoga dia nggak mikir aku kibulin lagi. Selama menunggu, aku banyak bersandar, main sosial media dengan wifi gratisan, memesan air putih. Restoran yang redup bikin ngantuk, ditambah alunan swing jazz . Sofanya juga empuk. Aku panggil pelayan lagi deh, biar tegar. Tapi pelayan wanita itu memandangku sinis. Kenapa? Ah …, meja untuk empat orang aku dudukin sendirian dan cuma pesan air mineral. Tapi bukannya mala

Kutu Playgirl III

Gambar
Dugaanku salah, Caesar telah mengubah kata ‘tamat’ diceritaku menjadi ‘bencana playgirl season 2’. Aku menemukannya hampir kehabisan napas di atap sekolah. Sungguh salut dia bisa terbebas dari pelarian maut. Dia pun berani membuka topeng kulitnya yang ketat beralih memakai topi hitam, menghalangi sinar mentari memantul ke kulit kepalanya supaya nggak merusak mataku. “Kenapa lo biarin gue dikejar dia?” “Apa etika minta perlindungan kayak gitu?” Balasku sambil duduk di sampingnya—bersandar di pagar pembatas. “Uang ternyata nggak sehebat itu.” “Lo baru bilang gitu setelah gue kasih tunai, hah!” “Kamu yang kenal dia aja nggak bisa hadapin. Aku serasa istri muda yang dikejar istri tua tauk! Ah …, maaf, tiap malam aku diajakin ibu nonton sinetron Anugerah Cinta.” “Sebelum lo bisa tanganin dia, mungkin gue udah ketahuan duluan. Apa gue harus pindah ke Padang?” Gumamnya sambil merobek bungkus es krim corn . “Ada waktu buat beli es krim?” “Ini ngerampas dari anak kelas se