Meraihmu (Just Prolog) ^.^



Jurnalis sekolah yang tak diketahui namanya mewawancarai para siswa dari sekolah Avarus baik itu di halaman sekolah, lapangan, bawah pohon mangga yang terletak di belakang sekolah. Itu semua demi memuat artikel tentang Jien—anak kepsek yang terkenal kejam seperti Hitler.
Dengan menggunakan handycame, Ardie—siswa yang sedang berteduh di bawah pohon mangga ikut berkomentar. “Jien, menurut gue kepribadiannya unik. Gayanya asik, dia cantik dan baik kalau kita nggak cari masalah. Tapi ada satu hal, kalo ketemu dia jangan liat matanya! Nanti lo bisa dihajar kayak murid kelas satu itu, tuh...”
Yang Ardie maksud adalah Doni—siswa yang kini terbaring lemas di ruang kesehatan. Wajah penuh luka lebam setelah terkena bogeman mentah dari Jien.
Doni turut menceritakan kronologinya, “Padahal, waktu itu gue balik badan karna dipanggil sama temen gue, kebetulan aja di hadapan gue ada dia. Dengan pandangannya yang dingin kayak tukang pukul, dia langsung mukulin gue sampe kaya begini. Aduh...” Doni merintih sambil memegang pipinya.
“Terima kasih...” Jurnalis itu pergi dan mematikan handycamenya.
Seorang siswa yang sedang berdiri mengamati mading turut diwawancarai. Namun saat Jurnalis menanyakan perihal Jien, siswa itu ketakutan dan lari bagai dikejar Badak.
“Eh... tunggu dulu, ah... gimana, sih?” sesal Jurnalis itu.
Jurnalis sekolah tak menyerah begitu saja dan mendekati sekelompok murid yang sedang asik makan disalah satu meja kantin. Saat hendak mewawancarai mereka perihal Jien, reaksi yang mereka tunjukkan sama seperti siswa tadi. Para siswa ngibrit ketakutan sambil membawa mangkuk bubur dan meninggalkan jurnalis yang terus memohon. Mereka juga lupa membayar makanannya, tampak dari mimik kesal tukang bubur.
“Sedikit aja, jangan pada pergi dong,” sepertinya ‘ditinggal kabur’ akan menjadi nama tengahnya.
Berbeda dari yang lain tanpa rasa takut sedikitpun. Dira—siswa yang paten dengan jambul ketinggalan zamannya, menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan sang Jurnalis dengan kenarsisannya di tengah latihan bola bersama tim kebanggaannya.
Dira bertolak pinggang, dengan penuh dendam dia berkata, “Jien, dia penjahat kelas kakap. Nggak berperikemanusiaan, begis, kejam, sadis, gila, otaknya udah geser. Dia itu alien, lahirnya dari muntahan lumpur lapindo. Dan dia musuh bebuyutan gue!” Dira menunjuk-nunjuk ke arah lensa handycame pertanda dia akan menantang Jien untuk kesekian kalinya.
Selama handycame masih menyenternya, Dira menunjukkan aksinya dengan cara merebut bola dari kawannya kemudian memasukkannya ke gawang sambil berlagak seperti David Beckham.

Komentar

  1. Keren kakkk ... bener-bener dah konsisten yah pilih jalur komedi ... wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama otaknya ngajak ngekomedi hayooo hayooo ajah kakak mah :)

      Hapus
  2. keren... Queen komedi ka bii the bestlah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraihmu

Gue dan kacamata (memilih pakai logika baru hati)