Tips Menyembuhkan Racun Cinta Mantanmu
Ciyeeee …, tentang mantan lagi *biar mantan bahagia dong*
Banyak banget tersebar artikel cara melupakan mantan di
google, dari mulai bakar atau jual barang-barang pemberiannya, anti pergi ke
tempat-tempat yang pernah kalian kunjungi, hapus semua fotonya, blokir semua
sosial medianya, cari pengganti yang sebelas dua belas kayak Song Jongki, semuanyaaaa
…, tentang melupakan. Sayangnya, saya rasa mayoritas cara itu nggak berguna
seperti rasa kangen kalian sekarang yang nggak ada lagi penampungnya. Cara itu
akan berefek pada keenggakdewasaan kalian dalam menanggapi kekecewaaan. Kemudian melupakan seolah-olah jadi
beriringan dengan permusuhan.
Sebuah pertanyaan akan muncul kepada para move on-ers,
kenapa sih kalian bertekad ngelupain mantan? Apakah ketawanya, nada suaranya,
tatapannya, serta keberadaannya sudah mengganggu fokus kalian? Coba diserapi
lagi, mungkin bukan mau melupakan, melainkan keinginan menghilangkan rasa
sayang, cinta, kangen yang terlanjur melekat, terlebih kegugupan ketika kalian
berpapasan, belum lagi episode kabur-kaburan ketika nggak sengaja ketemu dan kini
semua itu terkontaminasi rasa benci karena sesuatu kesalahan di masa lalu. Patut kamu sadari, penyembuhan itu nggak
instan, penyembuhan itu tergantung kamu, bukan waktu.
Lantas apakah ada penawar yang benar-benar
akurat supaya perasaan kalian stabil kembali?
Ketika belum paham caranya, saya menggunakan beberapa
tips dibawah ini dan cukup mampu sekadar mengalihkan perhatian saya dari sang
mantan:
Pertama, nonton
film horor!
(Warning: Ini nggak berlaku bagi mantan kalian yang
wajahnya lebih horor dari dedemit di film-film)
Yang biasanya mandi sengaja dilama-lamain karena mau
ngelamunin mantan, jadi buru-buru siram-siram badan karena takut diparanin
dedemit. Yang lagi tidur-tiduran mau kenang mantan jadi buru-buru bangun takut
gulingnya berubah jadi pocong. Yang mau galau sendirian di taman gelap-gelap
gara-gara mau mikirin mantan, buru-buru baca yasin karena takut ada dedemit muncul.
Simplenya, pikiran kalian akan teralihkan “sementara” dari mantan ke dedemit
*applause*.
Kedua, nonton
drama korea!
Masih seputar menonton, drama korea yang paling saya
rekomendasikan untuk mengalihkan pikiran kalian. Setelah nonton Jongki, Won Bin,
Jongsuk, kalian masih bisa keingetan mantan juga? Terlalai! Eh, terlalu!
Ketiga, pindah
kota!
Ini salah satu cara kalau kalian sudah benar-benar
menyerah akan bau-bau kerinduan kalian pada sang mantan. Nggak perlu takut
dibilang pengecut, gagal fokus, kalah dengan perasaan. Jika pindah kota mampu
membuat penyembuhan dirimu lebih cepat dan maksimal, maka lakukan saja.
Tapi bagaimana kalau kamu nggak punya kota? Ya,
pindah ke kota tua, dengan begitu kenanganmu akan menjadi tua juga *fans
menjawab: eaaaa*.
Keempat,
pindah kuliah malam!
Terinspirasi dari seorang teman wanita yang diam-diam
menyukai teman sekelasnya yang gampang banget ngumbar perasaan, ketika si
wanita ini sudah baper, si pria malah jadian sama wanita lain. Karena terlalu
sakit hatinya, akhirnya si wanita pinda kelas malam agar fokusnya pada belajar
nggak terganggu.
Seperti halnya pindah kota, kalau menyingkir dari
penyakit hati membuatmu lebih baik, maka kerjakan saja.
Kelima,
jadikan karya!
Jika kamu penulis, jika kamu adalah orang yang selalu peka pada peluang, jika kamu merasa pengalamanmu nggak boleh disia-siakan, maka tuliskan! Kirim ke penerbit, dapat royalti, jadi bermanfaat.
Kalau kamu punya passion penyutradaraan, beli kamera
amatir, mata-matai mantanmu dengan kamera tersembunyi, bikin vlognya, kemudian
posting di youtube *ditimpukin*
Keenam,
berharap amnesia!
Rasanya seru sekaligus serem kalau otak manusia diciptakan dengan SD Card. Seru karena kamu bisa menghapus ingatan seputar seseorang yang menyakitimu saja, dan mengerikan kalau mungkin SD Cardmu terkena virus patah hati dan nggak bisa dibuka selamanya.
Ok, kalau kamu sudah sampai ketahap ini, kamu bisa
segera kirim surel ke email saya, karena sepertinya kamu butuh teman.
Akan tetapi …, ketika saya mulai menyadari sesuatu
setelah sekian lama, bahwa cara-cara di atas kurang akurat dan justru malah
menipu perasaan yang seharusnya dibahagiakan dengan tulus, cara-cara di atas
kurang layak untuk disebut cara ampuh. Saya pun mulai mencari-cari jawaban-jawaban
di pengalaman banyak orang yang turut serta merasakan namun dengan pemikiran
dan kedewasaan yang beragam.
Pertama, menjadi
sumber kebahagian dan kesedihan bagi diri sendiri!
Setelah putus segalanya jadi terasa sensitif, bukan?
Menerka-nerka kehidupannya setelah tanpamu, stalking
status sosial medianya yang nggak lagi mengungkit-ungkit kamu. Melihat status
onlinenya di aplikasi chat. Kamu lega ketika dia offline, karena nggak ada
kemungkinan dia lagi ngobrol dengan seseorang yang kamu ceburui. Di sisi lain,
kamu mewanti-wanti, saat offline mungkin dia sedang jalan dengan seseorang
baru.
Hilangkan semua derita pikiran,
dan mulailah bertanya, “bagaimana agar saya menjadi sumber kebahagiaan dan
kesedihan bagi diri sendiri, bukan melulu orang lain?”
Bahwa sumber segala kebahagiaan
dan kesedihan berawal dari hati dan sang pembolak-balik hati hanya Allah SWT.
Jadi dekatilah Allah, minta pada-NYA agar mengganti kesedihan dengan cahaya
Al-Quran, itu konsepnya. Kalau ikhtiarnya, buat diri sendiri sibuk dengan hal
yang berguna, disaat sedih terima dengan ikhlas, lama kelamaan hati akan
bertambah kuat dan kesedihan yang ada kini nggak akan bisa menyakitimu lagi
(source: teman).
Jadi sumber kebahagiaan dan
kesedihan kamu bukan lagi bergantung pada makhluk tapi pada Sang Pencipta.
That’s the key.
Kedua, pahami
bahwa semua orang pasti akan canggung ketika menghadapi momen ‘pertama kali’
dalam hidupnya!
Setelah jadi mantan, kecanggungan untuk mendekat dan
berbicara sangatlah wajar. Intinya jangan banyak berspekulasi dan terbawa
perasaan bila dia mendekat, barangkali dia perlu untuk berbincang padamu
sebagai teman. Kalau kamu nggak memikirkan kelemahan atau kekuatan, suka atau
nggak suka, kamu akan mampu akrab dengan siapa saja.
Ketiga, jagalah
perasaannya meski dia tidak bisa menjaga perasaanmu!
Jika memang sikapnya terlalu kekanak-kanakkan untuk
dilihat seperti mencemburu-cemburui, memanas-manasimu, itu hanyalah tanda dia
masih mau kamu perhatikan dan melihat responmu. Kalau kamu memanas karena hal
sepele itu, itu bukti dia berhasil, terasa lega dan bahagia sementara.
Cukup sampai di situ perang mental kecemburuannya,
biarkan, diamkan, abaikan, kamu nggak perlu ikut kekanak-kanakkan juga, bukan?
Terlebih sungguh kejam membalas menyakitinya yang mungkin akan terluka lebih
parah darimu. Berprinsip nggak melakukan hal serupa akan membuatmu bahagia,
karena ketika kamu berhasil menjaga perasaan orang lain, Tuhan pasti akan
menjaga perasaanmu juga.
Keempat, perbaiki
diri dan berubah penampilan!
Memantaskan diri selalu menjadi hal utama bagi kamu
yang sadar pentingnya mencintai diri sendiri setelah dikecewakan, menyita
waktumu yang mengalami kemunduran pasca ditinggalkan. Kualitas waktumu semakin
meninggi, dia tak lagi menjadi pembuang waktumu yang berharga, maka ambillah
kursus apapun, ikut komunitas-komunitas positif, tidak ada yang lebih hebat
dari pencapaian diri, bukan? Seiring waktu perbaiki penampilanmu, cara
bicaramu, gestur serta pemikiran.
Pencapaian setelah putus bukanlah berhasil mencemburi-cemburuinya
kemudian mantanmu memelas minta balikan, namun pencapaian terbaik pasca putus ketika
kamu memberikan kesan padanya bahwa ditinggalkan tidak membuatmu patah
melainkan berkembang karena kamu adalah seseorang yang kuat dan pantas untuk
dipertahankan.
Kelima, tidak
perlu menyindir di sosial media!
Dulu saya tipe manusia yang suka sekali menyindir
seseorang di masa lalu dengan dikomedikan, atau jadi bahan lawakan teman pada
saat kumpul. Atau yang paling parah di masa zaman labil, saya memblokir seluruh
sosial media sang mantan karena muak lihat status juga wajahnya. Tapi yang
terjadi mantan saya jadi lebih arogan dari sebelumnya.
Saya mendapat pelajaran kalau hal itu akan membuat
kesanmu kekanak-kanakkan, maka biarkan saja, mungkin juga bisa hapus akun-akun
sosial media untuk sementara, jika kamu orang yang mudah terganggu, jika kamu
baru saja putus.
Keenam, jangan
dengarkan dia yang tidak mengerti dirimu atau mantanmu!
Dalam jangka waktu putus, nggak luput akan ada
pertanyaan tentang alasan kalian berpisah. Setelah kamu mengutarakan penyebabnya,
ada beberapa teman yang mungkin saja akan memprovokasimu, yang membuat amarahmu
memuncak dan kebencian yang tadinya tidak ada jadi singgah.
Jadi setelah berpisah usahakan untuk tidak
mendengarkan kisah tentangnya, ataupun gampang terprovokasi karena ketika putus, apapun alasannya, sama sekali tidak berarti.
PS: Segitu pengalaman saya selama ini yang bisa saya
bagikan. Ada satu pesan yang teramat penting dari saya, “mungkin kamu berpikir hanya kamu yang patah hati, hanya kamu yang
berjuang untuk memperbaiki diri, hanya kamu yang menipu perasaanmu saat di
hadapannya, perlu kamu ketahui, bukan hanya kamu tapi sang mantan di seberang
sana juga”.
Salam, Arbie Sheena
30 Oktober 2016
yupz..
BalasHapusmantan yang tak mungkin jadi masa depan ya..
kalo yang masih mungkin gimana ?
*ehh
Jadi... yang kemarin itu masih memungkinkan?😚😚😚
Hapustidak memungkinkan Bie .. kalo lu mah masih memungkin ya? ya ya ya ye ye ye .. yayayaya yeyeyeye!!!
Hapusyang kemarin juga sudah tidak memungkinkan zul, dikarenakan ada semacam virus yang sulit diatasi bernama "kebencian!" hahahaha
Hapus