Mantan (Makan Ketan)



Empat bulan yang lalu aku punya seekor pacar. Kenapa aku bilang SEEKOR? Karena dia memang punya ekor. Saat kutanya di mana letak ekornya, dia tidak pernah memberitahuku. Sampai sekarang, aku tidak bisa tidur memikirkan hal itu.

***

Aku akui dengan rasa gengsi. Kamulah pacar pertama diumurku yang sudah berkepala dua ini. Aku terkenal sombong di lingkungan daerahku. Aku tidak pernah menyapa bapak-bapak yang sedang menyapu di halaman rumah ataupun sekadar menolong anak kecil yang tercemplung ke saluran air saat bermain sepeda. Karena hal-hal itu, tidak ada pria yang mau denganku. Aku frustasi dengan ketidaklakuanku, maka Kakakku menyuruh untuk berubah. Lantas aku pergi ke rumah temanku, meminjam costum player Ksatria Baja Hitam. Aku memakainya di hadapan Kakakku sambil berteriak, “BERUBAH!!” dan berubahlah aku menjadi Ksatria Baja Hitam. Sejak hari itu, Kakakku pergi dari rumah, tidak mau menasehatiku lagi.
            Beberapa minggu berlalu, iseng-iseng aku ke warnetmembuka Facebook. Anak kecil yang sedang bermain game online di sampingku menghinaku, mengataiku pengangguran. Asal dia tahu, tiap hari aku bekerja, menyapu, mengepel dan mencuci piring di rumah. Aku agak terluka dengan cacian itu. Berusaha melupakannya dan kembali ke facebook, tanpa sengaja tanganku meng-klik pertemanan ke sebuah akun dengan foto profil Kuda Nil berpose buang muka yaitu kamu. Masuk akal juga kalau Kuda Nil punya akun, diakan punya empat kaki.
Dengan cepat kamu menerima pertemanan facebook-ku yang bernama Putri Lele Putih, mengapa aku pakai nama itu? Mudah saja, karena aku penggemar berat ikan lele. Setelah itu kami main dinding-dindingan, jangan dikira cuma Cicak saja yang main di dinding, kami juga. Tulisan pertama yang kamu kirimkan ke dindingku adalah, ‘Aligator’. Aku berpikir, bukannya kamu itu Kuda Nil? Kenapa tiba-tiba mengaku sebagai Aligator? Merasa cocok, kamu meminta nomerku. Aku ragu memberikannya, Ibuku pernah bilang, ”Jangan percaya pada Pria yang kamu temui di Facebook, mereka itu penipu!” Akan tetapi, bukan karena perkataan Ibu yang membuatku ragu. Aku hanya malu mengakui bila tak punya ponsel untuk sekadar SMS-an. Karena ingin mengenalmu lebih dalam, aku memberikan nomer telepon Kakakku padamu.
Tiap kali SMS-an dimalam hari, kamu selalu mengirimkan pertanyaan-pertanyaan kegombalanmu padaku, itupun kamu menconteknya dari fanpage facebook.  Sudah kubilang aku tak mempan terhadap hal itu, tapi kamu tak pernah menyerah.

To        : Putri Lele Putih
From    : Kuda Nil
Bapak kamu tukang martabak, ya?

To        : Kuda Nil
From    : Putri Lele Putih
Kok tau? Kalau kamu mau bisa pesan. Ada martabak pisang, coklat keju, coklat keju kacang. Kamu mau yang mana? Aku kasih diskon deh!!

Aku mengetik panjang balasan SMS-mu, tapi apa? Kamu tidak membalasnya, malah beralasan pulsamu habis. Aku sakit dada dan perut, entah kenapa Tuhan menciptakan hatiku untuk berada di antaranya? Akan tetapi, keesokkan harinya kamu menembakku. Iya! Menembakku! Kamu pasti sudah beli pistol. Karena terlalu senang aku loncat dari lantai dua. Hal itu tidak membuatku mati, hanya gegar otak ringan saja.
Setelah itu, kamu sering main ke rumahku meski sepuluh kali tersesat. Aku hargai pengorbananmu dengan jus jeruk sisa ayahku. Kalau melihat dari caramu sering tersesat, kamu semakin mirip dengan Naruto.
Ketika pacaran, kamu bisa menjadi pacar yang sangat romantis. Tiap hari memberikanku bunga mawar putih. Namun, akhir-akhir ini kuketahui bunga yang kamu berikan padaku adalah hasil curian dari taman tetangga. Karena cinta jugalah aku memaklumi perbuatan bejatmu. Kamu lucu. Tak pernah sekalipun aku tak tertawa terbahak saat kamu melawak. Setelah kamu pulang dari rumah, Ibu memberitahuku bila aku pernah masuk rumah sakit jiwa dulu. Kamu juga baik. Tiap aku kehabisan pulsa, kamu membelikannya untukku. Padahal aku hanya mengancammu sedikit dengan meminta putus jika tidak dibelikan. Meskipun hanya seribu, tak apa, itu bentuk perhatian yang langka bukan?
Kekuranganmu hanya pada wajah. Semua temanku terlihat tidak suka, jijik, mau muntah saat aku memperkenalkanmu pada mereka setelah naik wahana Tornado di Dufan. Mereka menghinamu seakan-akan kamu Bunga Bangkai.
TIDAKKKK!!! JAUHKAN DIA DARI PANDANGANKUUU!! MY EYES!! MY EYES!!” mereka meraung kesakitan saat melihat wajahmu.
Aku marah, geram dan gusar. Aku lampiaskan kekesalan dengan memakan es krim santan yang sering lewat di depan rumahku. Kalau perlu penjualnya juga aku makan, tapi bagaimana jika nanti orang-orang menganggapku kanibal? Polisi menangkapku, kemudian wajahku dipampang besar-besar di halaman depan koran nasional sebagai Sumanto kedua.
Aku ingat, kamu pernah bilang pandai bermain basket, menggambar, menulis, memanjat pohon, bahkan membenarkan antena. Bagaimana bisa mereka menghina manusia se-multi-talenta dirimu? Biarlah mereka hidup dengan kesirikkan, sementara kita hidup dengan cinta. Biarlah perbedaan menjadikan kita satu. Kamu buruk rupa, aku buruk sifat. Kamu sering ditindas, aku suka menindas. Kamu makan rendang, aku makan ayam opor. Aku pun tak sadar akan keburukrupaanmu tiap kali melihat wajahmu lewat mataku yang hampir berminus sepuluh. Aku tekankan pada mereka, aku menyukaimu apa adanya dan akhirnya mereka menyerah tidak menghasutku untuk memutuskanmu lagi.
Namun, tiga hari setelahnya aku memutuskanmu. Bukan karena aku dijauhi teman-temanku atau mereka mulai menagih hutang-hutangku dimasa lampau. Bukan! Bukan itu! Aku memutuskanmu untuk kebaikan kita dan tidak ingin menyesap aroma napasmu yang lebih mirip bau kaus kaki kakakku lagi.
Aku tahu kamu penurut. Tapi, aku tidak berharap kamu diam saja saat aku memutuskan hubungan kita. Paling tidak bilanglah, Kenapa? Aku masih sayang kamu!” atau, “Sini! Biar aku yang bayar hutang-hutang kamu dan aku berjanji akan rajin sikat gigi.”
Sungguh sejak itu aku kehilanganmu, kamu tak pernah mengirim SMS lagi di pagi, siang, malam, tengah malam, subuh-subuh. Padahal aku merindukanmu, tapi saat kutemui kamu selalu menghindar. Lantas aku bertanya pada kakakmu, katanya kamu sedang sakit mata. Itulah sebabnya kamu menjauhiku, agar aku tidak ketularan. Kamu memang baik!
Sejak itu aku memilih untuk tidak menemuimu lagi ataupun membuka Facebook-mu lagi yang sekarang lebih banyak gambar Kingkong daripada Kuda Nil. Padahal aku suka Kuda Nil, binatang itu mirip denganmu.
Dua bulan berlalu dengan cepat. Tapi tiap kali aku pergi ke kebun binatang dan melihat Gajah bersama keponakanku, tiba-tiba saja aku teringat padamu. Kata orang, pacar pertama sulit untuk dilupakan. Inilah yang terjadi padaku sekarang, aku merindukanmu. Maka aku pulang agak lunglai, di depan kebun binatang yang ramai, seketika hatiku remuk melihatmu jalan berdua bergandengan tangan dengan wanita Doraemon. Aku mengenal wanita itu, dia tetanggamu, dia masih SMP, dia juga tidak pintar karena terlalu banyak makan penyedap rasa. Dia terlihat lucu dengan rambut ala Willy Wonka dan memakai kacamata berminus lima. Dia terlihat seperti pacar Boboho diepisode anak sekolahan.
Dulu kamu sering memanggilku dengan sebutan Putri Lele Putih. Sekarang kamu bisa memanggilnya dengan sebutan Putri Ikan Asin Putih mengandung formalin dan borak. Kuakui kalian tak kalah serasi dengan pasangan muda lainnya. Beratmu seratus dua puluh kilogram, timbangan berat badan mungkin akan berteriak bila kamu naiki. Sedang berat wanita Doraemon itu kurang lebih delapan puluh kilogram. Ibu kalian pasti bangga telah melahirkan kalian ke dunia karena sekarang harga sapi untuk kurban sangat mahal.
Saat itu kita berpapasan. Kamu malah membuang muka padaku. Tak hanya hari itu, kamu juga selalu membuang muka tiap kali melihatku sekarang. Apa kamu tak takut bilamana persediaan mukamu habis? Aku yang tadinya cemburu malah berubah benci. Di rumah sambil mencuci motor tetangga aku memikirkan cara yang tepat untuk menghancurkan kalian dan aku menemukan ide itu ketika menyiram kucing yang hampir mencuri ikan asin ibuku.
Peperangan dimulai tepat hari itu juga, aku mulai menyulut api. Aku memaki-maki wanita Doraemon itu lewat telepon. Kamu membalasku, mengejekku, “Perempuan kacangan”. Aku shok. Padahal kamu sendiri tahu, aku lebih suka makan kuaci daripada kacang. Kamu ternyata sudah lupa akan kebiasaanku, mungkin karena Doraemon telah menguasai memori ingatanmu.
Aku semakin sakit hati dengan kemesraan kalian yang menyebar di mana saja, terutama di Facebook. Rasanya aku ingin memblokirmu, tapi ternyata kamu sudah memblokirku duluan. Sejak itu aku berusaha melupakanmu sehingga aku beralih pada mantan-mantan yang lain, tak lain tak bukan adalah makan ketan.

Salam Kingkong...


Jakarta, 6 November 2012

Komentar

  1. haduuuh..! *sambil pegang perut*
    ceritanya sih sebenernya lumayanlaah.. yang bikin spesial karena komedinya. SUPER!!! ngakak terus sampek sakit perut. tanggung jawab lo ya!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraihmu (Just Prolog) ^.^

Meraihmu

Gue dan kacamata (memilih pakai logika baru hati)