Bie mantan udah nikah, lo kapan?

Oleh
Hasil gambar untuk meremehkan
Pict: kisah-motivasi.com
This is it!
Seperti artikel parodi “Kapan nikah?” gue juga kayaknya harus mempersiapkan jawaban atas pertanyaan “Bie, mantan udah nikah terus lo kapan?” Selepas maret nanti. Kadang gue juga berpikir keras kenapa gue harus mempersiapkan jawaban dari pertanyaan manusia-manusia jenaka yang nggak paham pas mantannya nikah? Anehnya, sebab gue was-was bukan karena mantan yang pernah masuk ke kehidupan gue bakalan nikah bentar lagi, tapi lebih pada pertanyaan di atas yang bikin gue ketar-ketir, dan kata temen, “lo tuh cuma mencemaskan hal yang paling nggak berguna di dunia ini tau nggak, Bie?”
Kemudian teman gue lainnya mungkin akan menjawab dengan dialek jawa, “YANG SABARE, INI UJIAN.” Sambil nonton kasus mantan ngamuk di resepsi pernikahan dan bikin gue illfeel tanpa sebab. Meski begitu, gue tetep akan bikin list jawaban kalau ditanyaiin sama orang-orang yang ‘peduli’ akan gue.

Semisal ditanya sama temen dekat yang sering gue curhatin, “Bie, ini udah bulan maret, si itu udah nikah?” Dengan senyum jahil.
Gue dengan respon normal menjawab, “belum tau, gue juga nggak mau cari tau, nanti juga ditunjukin sendiri. Kalaupun dia udah nikah, gue udah ikhlas, kok.”
“Terus lo kapan?”
Kemudian mewek.

Ditanya sama teman yang nggak begitu dekat dan baru tahu info tentang si itu yang mau nikah setelah si itu nikah, “ha? Si itu udah nikah?”
“Iyap?”
“Terus lo gimana?”
Sambil angkat alis, gue balik tanya, “gue gimana?”
“Eh, maksud gue, terus lo kapan?”
Sambil senyum santai dan menepuk bahunya gue jawab, “tungguin ajalah abis wisuda.”
“Cakep!”
Kemudian langsung dengerin ceramah tentang hukuman dosa berdusta dan tobat.

Ditanya sama temen yang selalu nanya, “kapan nikah” di chat, kemudian saat dengar kabar mantan mau nikah, dia tanya, “Bie, mantan udah nikah, yah. Kamu kapan?”
“Hemmm …, nunggu hilalnya keliatan, nih. Aku beli teropong dulu, yah.”
End chat, blokir.

Semisal ditanya sama temen langganan beli pulsa, dan kompornya nauzubillah, “Bie si itu udah nikah noh. Yaaa …, kasian banget, tenang aja nanti gue jodohin sama temen gue yang satu pemahaman sama lo, wahabi.”
“Oh, oke, gue nggak beli pulsa lo lagi, yah,” buang muka.
“Dih …, ngancemnya gitu, dah.”

Ditanya sama mantannya mantan berinisial ‘L’, “Bie, dia udah nikah tuh, kamu kapan, sih? Miris banget tiap pagi, siang, malem pas lagi pacaran di bbm statusnya mesra-mesraan sekarang ditinggal nikah. Munafik, sih!”
“Kaca mana, dah?”

Ditanya sama cewek yang pernah disakiti mantan berinisial ‘F’, “jual mukena Tasik, bahan halus harga murmer, sist.”
“Maaf, bagusan mukena Padang.”
Kemudian IG-nya dia privat, privat bahasa Padang.

Ditanya sama cewek yang pernah disakiti mantan versi lain berinisial ‘S’, “Bie si itu mau nikah, ya?” Tapi versi dalam hatinya berkata, “untung gue nggak sempet jadian”.
“Iya, denger-denger sih begitu. Lo diundang?”
“Nggak. Lo diundang?”
“Diundang dong.”
“Oh,” tapi versi dalam hatinya berkata, “mampus lo, sakit pasti!”
Gue sambil tersenyum licik ngisiin amplop goceng makan gragas.

Terakhir, semisal ditanya sama mantan yang berusaha menutupi berita pernikahannya, padahal gue udah tahu dari Januari, “aku udah nikah, Teh.”
“Oh, ya ampunn …, selamat yah, a,” pura-pura kaget.
“Kamu kapan, Teh?”
“Emm …, nganu  …,” pura-pura pingsan.

Regards,
Arbie Sheena

18, Maret 2017

Komentar

  1. Alin You28 Maret 2017 pukul 06.25

    Kocak, tapi bikin miris juga. Lha, gw udah berkali2 ditinggal nikah mantan, sedangkan si gw sampe detik ini masih jomblo. Hiks. #disitugwmerasasedih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknown29 Maret 2017 pukul 01.55

      Anggap aja hiburan yang menginpirasi aku mah, bukan sang mantan yang tidak baik, tapi dia memang bukan yang terbaik buat kita, terbaiknya untuk orang lain. Toh nikah itu kan ibadah, nah tujuan kita dilahirkan itu untuk ibadah, pasti semua orang akan dapat pasangan kok.

      Aku juga masih single ehek ehek, memang separuh agamaku masih kurang, tapi lagi berusaha memaksimalkan yang separuhnya lagi saja sambil mencari yang terbaik.

      #curcolbuuuu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraihmu

Oleh
Gambar
Sinopsis: Takdir yang menyakitkan telah kualami. Takdirku dengannya adalah cinta yang tidak ingin aku lupakan walaupun kita tidak berjodoh Karena aku tak sanggup berpaling darinya Engkau hadir bukanlah pada saat yang tepat, bahkan aku menganggapmu tiada. Dan waktu pun membawaku pada satu rasa. Rasa nyaman dan aku anggap itu cinta. Namun rasa ini belum sempurna atau mungkjn tidak akan pernah sempurna. Aku pun kehilangan jejakmu, mungkin kau begitu dekat tapi tak mampu aku meraih. Hingga waktu jualah kembali mempertemukan kita. Kita saling memegang tangan dengan erat, saling berpelukan seolah tak ingin berpisah lagi. Yang berlalu sejatinya tidak akan sama dengan saat ini, ada banyak bagian-bagian kehidupanmu yang aku terlewatkan, ada begitu banyak maaf yang harus diucapkan, merelakan sepenuhnya dan membiarkan cinta meraihmu.
Lanjutkan membaca »

Meraihmu (Just Prolog) ^.^

Oleh
Gambar
Jurnalis sekolah yang tak diketahui namanya mewawancarai para siswa dari sekolah Avarus baik itu di halaman sekolah, lapangan, bawah pohon mangga yang terletak di belakang sekolah. Itu semua demi memuat artikel tentang Jien—anak kepsek yang terkenal kejam seperti Hitler. Dengan menggunakan handycame , Ardie—siswa yang sedang berteduh di bawah pohon mangga ikut berkomentar. “Jien, menurut gue kepribadiannya unik. Gayanya asik, dia cantik dan baik kalau kita nggak cari masalah. Tapi ada satu hal, kalo ketemu dia jangan liat matanya! Nanti lo bisa dihajar kayak murid kelas satu itu, tuh...” Yang Ardie maksud adalah Doni—siswa yang kini terbaring lemas di ruang kesehatan. Wajah penuh luka lebam setelah terkena bogeman mentah dari Jien. Doni turut menceritakan kronologinya, “Padahal, waktu itu gue balik badan karna dipanggil sama temen gue, kebetulan aja di hadapan gue ada dia. Dengan pandangannya yang dingin kayak tukang pukul, dia langsung mukulin gue sampe kaya begini. Aduh.
Lanjutkan membaca »

Gue dan kacamata (memilih pakai logika baru hati)

Oleh
Gambar
Gue cari kacamata minus yang murah udah sekitar dua bulanan, gue nggak beli di optik melawai atau keluarga atau seis, yang seperti kalian tahu kacamata di sana mehong-mehong, terlebih dengan minus gue yang udah tinggi dan juga lensa trantition. Iya, gue cari kacamata dengan lensa trantition. Lensa trantition itu yang bisa gelap otomatis kalau kena sinar UV atau matahari, gan. Jadi penglihatan gue terjaga dari sinar UV, kecuali dari yang bukan mahram, gan #iniapacoba? Karena tertarik dengan lensa itu, gue langsung riset harga ke optik keluarga untuk minus se-gue, SPG-nya langsung baca buku panduan harga dan nominal harga yang tercantum di buku tersebut ternyata sejutaan, itu cuma buat lensanya aja belum framenya. Taksiran gue, bisa jadi totalnya sampe sejuta limaratusan. Nah, karena gue nggak ada budget segitu, pada akhirnya gue mundur dan cari di optik cina deket kampus. Di sana framenya ada yang 200-500, dan lensa trantition versi standarnya cuma 300 ribu. Kemudian gue min
Lanjutkan membaca »